Rabu, 13 Agustus 2014

Tentang Daerah Magetan

Apa sih kebudayaan itu menurut temen-temen? Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya – Budaya di Magetan :
Tradisi Larung Tumpeng di Telaga Sarangan Magetan sudah ada bertahun tahun silam.adalah satu cara untuk melestarikan budaya Jawa bagi masyarakat Magetan. Tradisi yang dilakukan dalam nuansa ritual ini dilakukan demi keselamatan warga Kabupaten Magetan.
 Pemerintah setempat menggelar acara Labuh Sesaji Gono Bahu dengan melarungkan tumpeng hasil bumi di tengah telaga Pasir Sarangan. Larung Sesaji dengan melarungkan satu buah tumpeng setinggi 3 meter di ikuti 2 gunungan palawija yang berisikan hasil bumi asli warga Magetan meliputi padi (nasi), pala wija, kentang, wortel, jagung dan sayur – sayuran lainnya.
Entah kapan Kegiatan Ritual ini dilakukan yang pasti akan mendatangkan Wisatawan dari penjuru manapun untuk melihat Larung Tumpeng Sarangan. Acara Labuh sesaji tersebuh diadakan setiap tahunnya sekali pada bulan Jawa Ruwah dan bisa meningkatkan  penghasilan penduduk Sarangan Sementara itu Sumantri Bupati Magetan  menjelaskan Pemkab Magetan mentargetkan pengunjung yang saat ini 500 ribu pertahun menjadi 3 juta wisatwan pertahun.
Pemerintah Kabupaten Magetan telah mengemas acara larung sesaji ini semenarik mungkin, dengan menggunakan busana adat yang dipadukan dengan batik asli Magetan Batik Pring Sedapur dan hiburan kesenian lainnya.
Acara Larung Sesaji Telaga Sarangan ini dipimpin langsung oleh Bupati Magetan Sumantri dan dihadiri oleh para pejabat daerah Kabupaten Magetan. 
Tradisi Larung Tumpeng ini juga membuat arus lalu lintas di pinggir telaga macet akibat padatnya pengunjung dan pasti akan menimbulkan kecelakaan kecelakanan yang tidak diinginkan


.larung Tumpeng sarangan jaman dulu yang disaksikan oleh wisatawan yang begitu padat.dulu Mobil sangat jarang,tetapi pengunjung disana begitu padat.apalagi sekarang bisa bisa sarangan menjadi Padat Total

Sumber: http://magetan-corp.blogspot.com/2013/04/budaya-larung-sesaji-di-saranagn.html

Adapun makanan Khas dari magetan adalah terdiri dari makanan kecil (camilan), yang terdiri dari, lempeng beras, lempeng ketan, emping mlinjo, rengginan, rangin dari kelapa dan keripik tempe yang merupakan kegemaran wisatawan dari dalam dan luar daerah kota Magetan.
Semua produk makanan kecil ini pada umumnya dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga yang sudah profesional yang terletak di jalan Sawo, Selosari, Magetan.

Ciri Khas dari Kabupaten Magetan adalah kerajinan kulit dan batik sidomukti.
Kota Magetan adalah salah satu tempat yang terkenal dengan sentra kerajinan kain batik yang tak kalah menariknya dengan daerah lainnya. Magetan mempunyai potensi pembuatan kain batik sebagai ciri khas Kabupaten Magetan yang dibuat oleh masyarakat asli Magetan. Orang menyebutnya Batik Sidomukti atau Batik Pring. Karena memang motif batik yang satu ini adalah bambu yang dalam bahasa Jawa biasa disebut pring.

Sekitar tahun 1970-an, batik ini mulai menjadi ciri khas Magetan. Pembuatan batik ini dilakukan di Dusun Papringan, Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Desa Sidomukti. Sebenarnya para pengrajin batik di desa ini tidak hanya membuat motif jenis Pring Sedapur saja. Masih banyak motif batik yang bisa mereka buat, seperti Cucak Rowo, Pring Temu Rose, Parang Rusak, dan sebagainya. Namun yang paling menonjol yaitu motif “Pring Sedapur”. Motif batik dibuat karena terinspirasi dari banyaknya tanaman bambu yang mengelilingi Dusun Papringan di Desa Sidomukti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar